Makam Putroe Sani di Meunasah Geudong, Delima, Pidie.
Situs sejarah makam Putri Sendi (Putroe Sani) di Gampong Geudong Reubee, Delima, Pidie terbengkalai tanpa perawatan sejak beberapa tahun lalu, karena ketiadaan dana. Padahal jika tidak dilestarikan maka ditakutkan makam bersejarah istri Sultan Iskandar Muda tersebut bakal hilang.
Komplek pemakaman seluas 10x15 meter tersebut, masih sangat sederhana, hanya dipagari dengan pagar besi seadanya. Konstruksi di areal kuburan hanya berbalut dengan semen cor dengan papan nama nyaris hilang di nisan. Sama sekali tak terkesan sebagai makam istri Sultan termegah abad ke-18 tersebut.
Makam Putroe Sani merupakan aset pemerintah yang mengandung pendidikan sejarah di tanah air.
Kasubdin Budaya dan Pariwisata Dispora dan Budaya Pidie, Mustafa, SM.HK, mengatakan makam istri mantan Sultan di masa kegemilangan Aceh dua ratus tahun silam belakangan ini memang kurang terurus. Pihaknya terkendala dengan dana sehingga belum bisa melakukan lokalisasi makam.
“Kita sedah mendata semua situs sejarah, termasuk makam Putroe Sani di Rumoh Raya Geudong, untuk sementara ini kita belum punya dana di sini,” katanya kepada Harian Aceh, Rabu (20/10).
Kata Mustafa, pihaknya sudah berupaya untuk rehabilitasi makam tersebut sudah, dengan mengajukan proposal kepada Pemerintah Aceh, karena di kabupaten Pidie tidak tersedia dana. “Kita sudah usahakan perbaikan makam sebagai langkah awal dengan melayangkan proposal ke Pemerintah Aceh, kita harap Pemerintah bisa membantu perbaiki situs sejarah di Reubee,” katanya
Muhammad AbrDelima | Harian Aceh
Situs sejarah makam Putri Sendi (Putroe Sani) di Gampong Geudong Reubee, Delima, Pidie terbengkalai tanpa perawatan sejak beberapa tahun lalu, karena ketiadaan dana. Padahal jika tidak dilestarikan maka ditakutkan makam bersejarah istri Sultan Iskandar Muda tersebut bakal hilang.
Komplek pemakaman seluas 10x15 meter tersebut, masih sangat sederhana, hanya dipagari dengan pagar besi seadanya. Konstruksi di areal kuburan hanya berbalut dengan semen cor dengan papan nama nyaris hilang di nisan. Sama sekali tak terkesan sebagai makam istri Sultan termegah abad ke-18 tersebut.
Makam Putroe Sani merupakan aset pemerintah yang mengandung pendidikan sejarah di tanah air.
Kasubdin Budaya dan Pariwisata Dispora dan Budaya Pidie, Mustafa, SM.HK, mengatakan makam istri mantan Sultan di masa kegemilangan Aceh dua ratus tahun silam belakangan ini memang kurang terurus. Pihaknya terkendala dengan dana sehingga belum bisa melakukan lokalisasi makam.
“Kita sedah mendata semua situs sejarah, termasuk makam Putroe Sani di Rumoh Raya Geudong, untuk sementara ini kita belum punya dana di sini,” katanya kepada Harian Aceh, Rabu (20/10).
Kata Mustafa, pihaknya sudah berupaya untuk rehabilitasi makam tersebut sudah, dengan mengajukan proposal kepada Pemerintah Aceh, karena di kabupaten Pidie tidak tersedia dana. “Kita sudah usahakan perbaikan makam sebagai langkah awal dengan melayangkan proposal ke Pemerintah Aceh, kita harap Pemerintah bisa membantu perbaiki situs sejarah di Reubee,” katanya
Muhammad AbrDelima | Harian Aceh
Social Link