CAIRO - Mesir marah memanggil Kuasa Usaha Turki kedua kalinya dalam satu bulan ini, dan pemerintah Mesir mengeluh tentang komentar Perdana Menteri Tayyip Erdogan yang dianggap menghina pemimpin Mesir, Marsekal Abdul Fatah al-Sisi, kata Kementerian Luar Negeri Mesir, Sabtu, 26/7/2014.
Perdana Menteri Tayyip Erdogan |
Dalam sebuah wawancara dengan CNN, Erdogan mengulangi lagi pernyataaannya dengan kata yang sangat jelas, dan menyebut Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi, seorang "tiran". Erdogan a menuduh Mesir tidak memiliki sikap "tulus" atas krisis Gaza. Mesir membiarkan Muslim Gaza, yang luka dan sekarat, tidak boleh masuk ke Mesir.
"Pemerintah Mesir menyatakan penolakan mendalam tentang komentar terbaru yang dibuat oleh Perdana Menteri Turki Tayyip Erdogan," kata kementerian luar negeri.
Dikatakan komentar Erdogan termasuk "penghinaan terhadap presiden Mesir secara sefihak, tidak memiliki bukti, tidak objektif, hanya berdasarkan pertimbangan pribadi."
Hubungan antara Mesir dan Turki telah memburuk sejak tentara Mesir tahun lalu menggulingkan pemerintahan Ikhwanul Muslimin yang dipimpin oleh Mohamad Mursi, yang didukung oleh Erdogan. Tahun lalu, Mesir mengusir Duta Besar Turki, menuduhnya merusak Mesir. Ankara membalasnya dengan mengusir Duta Besar Mesir. Erdogan tetap menolak mengakui Presiden Abdul Fattah al-Sisi yang sudah membantai ribuan anggota Ikhwan, memenjarakan puluhan ribu anggota Ikkhwan, dan bertindak secara keji.
Ketika ditanya apakah ia masih tetap teguh dengan komentar sebelumnya bahwa Sisi adalah seorang "tiran dan tidak sah", Erdogan mengatakan: "Yah, dia sampai sekarang tetap seorang tiran. Saya tidak memiliki keraguan tentang itu," menurut sebuah transkrip yang dipublikasikan di CNN.
Sebagai pemimpin militer, al-Sisi mengatur penggulingan Presiden Mohamad Mursi, anggota senior Ikhwanul Muslimin Islam, dan telah menimbulkan reaksi terhadap protes melawan al-Sisi. Mesir telah menetapkan Jamaah Ikhwan sebagai teroris, dan diikuti oleh seluruh negara-negara Teluk.
Al-Sisi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Menteri Pertahanan Mesir, dan mencalonkan presiden dalam pemilu, dan hanya mendapatkan dukungan yang sangat minim dari rakyat Mesir. Ikhwan sebuah kelompok terlarang. Kairo telah menindak keras terhadap kelompok Islam, memenjarakan puluhan ribu dan membunuh ratusan demonstran jalanan dengan kejam.
Krisis Palestina, dan serangan militer Zionis-Israel terhadap Gaza, Perdana Turki Erdogan mengatakan, Mesir saat ini tidak memiliki pendekatan yang tulus untuk masalah Palestina, tegasnya.
Erdogan dan rakyat Tuurki adalah pendukung kuat kelompok Hamas, di mana Mesir melihat Ikhwan sebagai ancaman keamanan, karena Hamas merupakan cabang Ikhwanul Mesir.
Mesir telah mengusulkan inisiatif gencatan senjata untuk mengakhiri agresi Zionis, tetapi Hamas menolak usulan Mesir, yang memerintah Jalur Gaza yang berbatasan dengan Mesir. Karena Mesir bagian dari kepentingan Zionis, dan mendorong Zionis menyerang Gaza, yang bertujuan melucuti kekuatan militer Hamas.
Para menteri luar negeri dari Amerika Serikat, Eropa, Timur Tengah termasuk Turki bertemu di Paris, Sabtu dan menyerukan perpanjangan dari 12 jam, menjadi 9 hari gencatan senjata. Tapi, semua para pemimpin Barat itu hanyalah sandiwara.*voa-i
Posting Komentar
Blogger Facebook Disqus