Tingginya nilai tukar US dollar terhadap rupiah tak lepas dari pengaruh belanja Negara untuk keperluan BBM dalam negeri dimana setiap tahun komsumsi BBM subsidi terus bertambah pengunaannya ,selain keperluan BBM yang tinggi yang meningkat setiap tahun , impor spare mobil mau pun import mobil Indonesia sangatlah tinggi jumlahnya sehingga tak heran jika banyak mobil mobil mewah ataupun build berseliweran di jalan yang tentunya bukan produksi dalam negeri .
Joko Widodo atau Jokowi ketika masih menjadi walikota solo membangun imagenya dengan mengunakan dan menciptkan Moda transportasi mobil Esemka dan railbus,sebagai moda tranportasi murah yang merupakan karya anak negeri ,
Tetapi hampir mau setahun Joko Widodo menjadi Gubenur DKI Moda transportasi mobil Esemka dan railbus, yang sempat melambungkan nama Jokowi kini mangkrak, tidak digunakan lagi. Mobil Esemka kini berada di Solo Techno Park, sedangkan railbus diparkir di depo lokomotif Solobalapan. Mobil Esemka karya pelajar SMK di Solo, yang sebelumya menjadi kebanggaan kini hanya dipajang di Solo Techno Park. Bahkan, mobil Esemka ad-1 dan ad-2, yang sebelumnya menjadi kendaraan dinas Walikota dan Wakil Walikota Solo ikut mangkrak.
Nasib mobil Esemka kini semakin tidak pasti. Beberapa waktu lalu, Solo Manufaktur Kreasi (SMK), yang menangani mobil Esemka mempertanyakan keseriusan Kepala Daerah di Kota Solo dan sekitarnya, yang sebelumnya memesan mobil untuk dijadikan mobil dinas, namun hingga kini tidak ada kepastian.
Sementara itu, nasib serupa juga dialami railbus. Setelah diresmikan pada 26 Juli 2011 oleh Menteri Perhubungan (Menhub), Railbus Batara Kresna kini mangkrak alias tidak beroperasi karena belum ada kesepakan dari Pemkot Kota Solo dengan PT KAI terkait masalah tarif.
Seharusnya Joko Widodo yang menjadi Gubenur Jakarta dengan memiliki pegawai pemda DKI Jakarta lebih banyak dari pemkot Solo serta dengan APBD cukup besar dan keperluan mobil dinas yang cukup banyak bisa meneruskan proyek Esemka di Jakarta , apalagi kota Jakarta lebih banyak pasarnya dan pemodal nya jika ingin membangun proyek esemka sebagi moda tranportasi murah dan hemat BBM.
Dengan mengembangkan moda transportasi Mobil esemka yang buatan dalam negeri sudah barang tentu akan mengurangi ketergantungan import mobil sehingga nilai rupiah bisa menguat .
Yang jadi pertanyaan adalah apakan proyek mobil Esemka hanya kendaraan bagi Joko Widodo untuk mencari populeritas saja yang kemudian mangkrak atau ingin sungguh sungguh menciptakan prabik mobil buatan Indonesia . dulu waktu di Solo, Jokowi janji kalau udah jadi gubernur DKI mau pakai Esemka. Ternyata janji hanya tinggal janji. Esemka yang membawanya sebagai Gubernur DKI, kini mangkrak berdebu dipojok parkiran di Solo. Esemkapun mati suri sekarang.
Saya pun tersentak, oh iya juga ya, apa kabar Esemka sekarang. Kok g ada lagi progres perkembangan positifnya. Informasinya bak hilang ditelan bumi, seperti hilangnya kabar keberadaan Norman Kamaru, yang sempat tenar dengan lagu lipsync “Chaiyya Chaiyya”.
Ingatan masyarakat terhadap Esemka sepertinya hilang ditelan blusukan gaya Joko Widodo yang ternyata juga tidak banyak memberikan perubahan bagi Jakarta seperti Jakarta tetap Banjir Jika hujan , macet, jalan banyak yang rusak ,tidak kunjung terealisasinya monorail . serta belum ada satupun rumah susun murah yang dijanjikan mulai dibangun ,semua rumah susun yang diberikan kepada masyarakat yang digusur dari waduk pluit adalah rusunawa yang dibangun semasa fauzi wibowo .
Awas kita nanti menghasilkan pemimpin yang sering melupakan janjinya yang dihasilkan dari pembangunan image oleh media massa yang kemudian tanpa memberikan hasil yang berguna bagi masyarakat , ESMKA adalah contoh kecil saja ,jangan samapi Blususkan hanya dijadikan pembangunan image tanpa memberikan manfaat bagi rakyat .kita tunggu saja apa yang akan dilakukan Joko Widodo …(KCM/Asosiasi Petani Plasma Sawit Ind)(rimanews)
Social Link