Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan |
Menggambarkan laporan kemajuan Parlemen Eropa yang disajikan baru-baru ini tentang Turki sebagai sebuah laporan yang bias dan provokatif, Presiden Erdogan mengkritik Uni Eropa dan mengatakan Uni Eropa lebih membutuhkan Turki daripada kebutuhan Turki atas Uni Eropa.
Uni Eropa butuh Turki lebih dari kebutuhan Turki atas Uni Eropa, Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada hari Selasa, bereaksi terhadap laporan Parlemen Eropa (EP) tentang kemajuan Turki 2016, menyebutnya sebagai laporan yang dipersiapkan dengan pola merusak dan bukan pola pikir yang konstruktif.
Berbicara kepada administrator lokal di Istana Presiden di Ankara pada Selasa, Erdogan mengkritik laporan kemajuan EP, mengatakan hal ini disiapkan dengan mindset tidak jujur dan bias yang sebagian besar merusak dan provokatif.“Presentasi laporan tersebut pada periode waktu ketika banyak dari hubungan kami, termasuk migran, pembukaan beberapa bab dan pembebasan visa, dengan Uni Eropa yang positif hanyalah sebuah tindakan provokatif,” kata Erdogan, dan menambahkan bahwa dia berharap orang-orang Eropa bisa melihat dan mengenalinya.
Erdogan mengkritik pendekatan laporan terhadap isu Siprus, peristiwa 1915 dan aksi memerangi PKK di provinsi tenggara Turki, mengatakan bahwa fakta-fakta telah terdistorsi dalam laporan.
Menjelaskan bahwa beberapa pemimpin Uni Eropa akan berkunjung ke kamp-kamp pengungsi di Gaziantep pada tanggal 23 April, Erdogan mengatakan tidak ada dalam laporan menyinggung tentang pengungsi di Turki, yang berjumlah hampir 3 juta orang, dan ini adalah jumlah pengungsi terbesar dibandingkan negara manapun .
Para pejabat atas Uni Eropa dan Kanselir Jerman Angela Merkel akan mengunjungi Turki pada 23 April sesuai kesepakatan dengan Turki untuk membendung gelombang pengungsi dan migran dari Turki ke Uni Eropa. Merkel, bersama dengan Presiden Dewan Eropa Donald Tusk dan Komisi Wakil Presiden Eropa Frans Timmermans, akan melakukan perjalanan ke provinsi Gaziantep.
“Turki tidak akan pernah menyerah untuk mencapai tujuan 2023,” kata Erdogan.
Erdogan juga mendesak Eropa untuk lebih tulus dalam perang melawan terorisme dan menyerukan kepada Uni Eropa untuk bertindak “tanpa diskriminasi.”
“Sementara ini, kampanye untuk mengumpulkan uang dan pertemuan propaganda yang diselenggarakan PKK atau YPG [Perlindungan Rakyat unit] dan PYD [Uni Demokratik Partai] terjadi di tengah-tengah Eropa dan mereka didukung dengan senjata, tidak ada signifikansi dalam pesan solidaritas untuk perang melawan terorisme. Jika isu DAESH mendapat perhatian penuh di Eropa, Anda harus peduli dengan kegiatan PKK di Eropa juga, “katanya, menambahkan bahwa perlakuan pada PKK atau PYD seharunsya tidak berbeda dengan Daesh (ISIS).
Erdogan mengatakan operasi terhadap PKK akan terus dilanjutkan sampai teroris dibersihkan dari tenggara Turki.
OKI, yang merupakan organisasi antar pemerintah terbesar kedua setelah PBB, bertemu di Istanbul pada14-15 April untuk mengatasi masalah yang dihadapi negara-negara mayoritas Muslim, dengan fokus utama tentang hal yang berhubungan dengan sektarianisme dan terorisme.
Erdogan mengatakan bahwa semua Muslim, 1,7 miliar orang di seluruh dunia, harus bersatu dengan sadar menjadi “umat” (komunitas Muslim) dan tidak menjadi mangsa bahaya sektarianisme.
“Ada tiga gangguan penting dalam dunia Islam dan salah satunya adalah sektarianisme, yang lain adalah rasisme dan lain adalah terorisme” ia mengatakan. [Daily Sabah/middleeastupdate]
Posting Komentar
Blogger Facebook Disqus