Evan Dimas |
Saat Evan Dimas pergi ke Spanyol pada bulan Februari untuk Trial 100 hari dengan tim Espanyol B, siaran pers dari La Liga mengatakan bahwa Dia adalah pesepakbola pertama Indonesia yang bergabung dengan skema global liga. Tujuannya adalah untuk memberikan kesempatan kepada pemain yang luar biasa sehingga mereka "dapat mengembangkan kemampuan mereka dalam lingkungan yang terbaik."
Dari yang terbaik ke yang terburuk
Setelah menjajal salah satu Liga domestik terkuat di dunia, Evan akan segera pulang kampung untuk sebuah negara yang tidak memiliki liga resmi.
Indonesia memasuki tahun kedua hukuman dari FIFA. Indonesia mendapatkan sanksi dari FIFA pada Mei 2015 karena campur tangan pemerintah dalam sepak bola dan Pembekukan PSSI oleh Menpora Imam Nahrowi. PSSI masih menunggu dan berharap, larangan tersebut akan segera dicabut .Delegasi FIFA akan mengunjungi Indonesia akhir bulan ini untuk melaporkan kembali ke badan dunia menjelang kongres di Meksiko pada bulan Mei. Hal ini jauh dari pasti bahwa sepak bola Indonesia akan kembali normal.
Koresponden ESPN bahkan menyarankan Evan dimas untuk mencari peruntungan di luar negeri.
Pemain tengah itu memiliki banyak potensi. Tak seorang pun di Indonesia atau Korea Selatan akan pernah lupa hat-trick di 2013 Kejuaraan Asia U19. Tanpa liga untuk bermain di Indonesia, dan tidak ada kompetisi internasional untuk klub Indonesia atau tim nasional, itu sangatlah wajar untuk mya memilih keluar.
Pelatih Spanyol memuji sikap dan keinginan yang kuat untuk meningkatkan kualitas. Kami berharap usahanya akan membuatnya menjadi pemain yang lebih baik. Apakah pengalamannya akan menjadi sesuatu yang berharga? mungkin tergantung pada apa yang dia lakukan selanjutnya. Latihan di Spanyol dapat berguna jika berada dalam lingkungan yang kompetitif. Kini dia berusia 21 tahun, ia membuat kesalahan dengan kembali ke tanah air. Evan Dimas harus mencari tempat lain.
Sepak bola di Indonesia tidak berjalan sebagaimana mestinya dan tidak ada tempat untuk pemain berbakat sepertinya. Sebaiknya talenta talenta muda lainnya pun harus mengikutinya, karena Sanksi FIFA tidak melarang pemain Indonesia pergi ke luar negeri.
Sebaliknya, ia pulang untuk bergabung dengan klub baru asal Surabaya. Pada Liga yang bukan dibawah naungan PSSI, namun administrator liga Gelora Trisula Semesta.
Bahkan tanpa sanksi sekalipun, Indonesia seharusnya mengirim lebih banyak pemain berbakat ke luar negeri. Evan Dimas perlu menggunakan bakatnya, dan akan menemukan pengalaman itu, jauh dari Indonesia: Thailand, Malaysia, atau bahkan lebih jauh, ke Korea Selatan.
Beberapa bulan waktunya dihabiskan di sepak bola Indonesia, manfaat dari latihan di Spanyol mungkin tidak akan pernah dirasakan.[sonny/Espn]
Posting Komentar
Blogger Facebook Disqus